Langkah ini bertujuan meninjau kesiapan infrastruktur dan penerapan teknologi digital guna mendukung perjalanan para pemudik, khususnya di wilayah Sumatera.
Teknologi Jadi Pilar Utama Kelancaran Penyeberangan
Irjen Pol Aan Suhanan mengungkapkan bahwa arus penumpang dari Sumatera ke Jawa berjalan lancar sejauh ini. Meski demikian, ia menekankan pentingnya koordinasi yang solid untuk mengantisipasi kendala yang mungkin muncul. “Kalau dari sisi Sumatera ini Alhamdulillah lancar, tapi kalau dari sisi Merak tadi Pak Ali ya delaying sistem dilaksanakan. Tetap kita koordinasikan dengan ASDP sehingga jaraknya bisa tertangani untuk arus lalu lintas,” jelasnya saat berada di Kantor ASDP.
Selain itu, Ia menyoroti pentingnya mempercepat keberangkatan kapal untuk mencegah penumpukan kendaraan di dermaga. “Untuk sisi Sumatera, ini bisa mempercepat kapal berlayar. Karena sumbatan di dermaga sering kali berasal dari catatan teknis di darat,” tambahnya.
Digitalisasi Jadwal Kapal sebagai Solusi Antrean
Berdasarkan pengalaman mudik sebelumnya, keterlambatan keberangkatan kapal kerap menjadi penyebab antrean panjang. Menanggapi hal ini, Kakorlantas mendorong kolaborasi digital antara Ditjen Hubla, ASDP, dan pengelola pelabuhan lainnya. “Menurut saya, dengan adanya kesepakatan antara pengelola BBJ, yang memiliki kapal, dan ASDP, masalah ini bisa selesai. Kita harus bersinergi dan berkolaborasi sehingga masyarakat dapat menerima perkembangan layanan lalu lintas yang lebih baik,” paparnya.
Geofencing untuk Penertiban dan Efisiensi
Dalam upaya mengatasi kendaraan tanpa tiket, Irjen Pol Aan menyebut teknologi geofencing sebagai solusi penting. Teknologi ini akan membantu menyaring kendaraan sebelum memasuki pelabuhan. “Kemarin di Jawa, lebih dari 1.000 kendaraan tidak memiliki tiket. Ini memerlukan screening di Bakauheni, dan teknik geofencing dirasa sangat penting untuk diterapkan sebelum Nataru,” ujarnya.
Ia juga menyebut perlunya edukasi kepada masyarakat terkait aturan ini. “Kita bisa bersama-sama dengan Wamen dan ASDP untuk memberikan edukasi kepada para calo, misalnya membatasi penjualan tiket pada radius 4 kilometer. Dengan kolaborasi ini, kita harap semuanya berjalan lancar,” pungkasnya.
Gladi Resik untuk Mudik Lebaran 2025
Persiapan Nataru juga dianggap sebagai latihan menjelang mudik Lebaran 2025, yang hanya berselang dua bulan. “Apa yang kita rencanakan untuk Nataru bisa menjadi acuan untuk kesuksesan mudik Lebaran nanti,” tambah Kakorlantas.
Simulasi TFG di Pelabuhan Merak
Setelah inspeksi di Lampung, Wamenhub dan Kakorlantas melanjutkan kegiatan ke Pelabuhan Merak, Banten. Di sana, mereka menggelar Tactical Floor Game (TFG), sebuah simulasi skenario pengelolaan arus penyeberangan. Fokus utama acara ini adalah mengintegrasikan teknologi dan memantapkan koordinasi lintas sektor untuk memastikan kelancaran Operasi Nataru.
Pemerintah optimis bahwa melalui sinergi digital, teknologi geofencing, dan kolaborasi antar-pemangku kepentingan, kelancaran arus lalu lintas selama libur Nataru 2024/2025 dapat terjamin.
Baca Juga: Komjen. Pol. Purn. Arif Wachyunadi Serukan Nilai Juang Polisi Istimewa di Hari Juang Polri