Menurut Anggito, keputusan ini menunjukkan tekad Presiden Prabowo untuk mengurangi ketergantungan pada mobil impor sebagai kendaraan dinas di pemerintahan.
Presiden RI ke-8 itu ingin agar kendaraan dinas eselon 1 dan menteri menggunakan produk dalam negeri yang handal, khususnya kendaraan taktis yang sesuai dengan kebutuhan operasional di medan sulit.
“Minggu depan tidak ada lagi mobil impor untuk eselon 1 dan menteri,” ungkap Anggito, mempertegas arahan yang diberikan Presiden Prabowo seperti dikutip dari Antara, Selasa (29/10).
Mobil Maung sendiri merupakan hasil rancangan Profesor Sigit Puji Santosa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga menjabat sebagai Direktur PT Pindad.
Menariknya, lebih dari 70 persen komponen Maung dibuat dengan bahan baku dalam negeri. Dengan rancangan 4×4, mobil ini mampu menghadapi berbagai medan, mendukung mobilitas dan kebutuhan operasional para pejabat pemerintahan di lapangan.
Dari spesifikasi yang diungkapkan melalui situs resmi PT Pindad, Maung memiliki kecepatan maksimal hingga 120 km/jam, dilengkapi dengan transmisi manual 6-percepatan, serta mampu menempuh jarak hingga 800 km dalam satu kali pengisian bahan bakar.
SUV ini juga dirancang dengan fleksibilitas tinggi, dapat dipasang dengan perangkat tambahan seperti braket senjata, konsol senjata SS2 V4, GPS navigasi, dan perlengkapan lainnya yang mendukung operasi lapangan.
Khusus untuk Presiden Prabowo, mobil Maung yang digunakan telah dimodifikasi dengan gaya Eropa, dilengkapi velg chrome, serta logo “GARUDA” di bagian belakang sebagai tanda kebanggaan.
Keputusan ini dinilai banyak pihak sebagai langkah strategis yang mendukung kemandirian industri otomotif dalam negeri sekaligus mendorong inovasi teknologi Indonesia di bidang kendaraan taktis.
Baca Juga: Daftar Kepala Badan yang Tergabung di Kabinet Merah Putih Prabowo