Warungberita.com – Banyak momen menarik tercipta saat Pilgub DKI Jakarta berlangsung pada Minggu (06/10) malam kemarin.
Salah satu momen yang disorot adalah terkait pernyataan Cagub Nomor Urut 2, Dharma Pongrekun terkait Covid-19 dan kecerdasan buatan (AI).
Pada momen penting ini, Dharma tidak segan mengkritisi kebijakan pemerintah dan mengaitkan sejejumlah isu besar dengan kedaulatan negara.
Salah satu pernyataan yang paling mengejutkan adalah ketika Dharma menyebut pandemi Covid-19 sebagai agenda asing.
Pernyataan tersebut disampaikan saat menanggapi pertanyaan dari calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, yang membahas langkah ideal dalam menghadapi pandemi jika bisa diulang kembali.
Dirinya menyebut pandemi sebagai bagian dari rencana terselubung asing untuk mengancam kedaulatan negara, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut yang mendalam.
Dalam kesempatan yang sama, mantan wakil kepala badan siber dan sandi negara ini juga mempertanyakan mengapa tes PCR yang umum digunakan selama pandemi dilakukan melalui hidung atau mulut, bukan melalui sampel ludah.
Ia menganggap hal ini sebagai salah satu contoh dari agenda asing yang ia maksud. Selain itu, ia juga menilai pemerintah lebih fokus menakut-nakuti masyarakat ketimbang mengutamakan kesejahteraan dan keselamatan rakyat dalam penanganan pandemi.
Dharma mempertegas keyakinannya dengan berkata, “Saya percaya pada Tuhan. Bapak percaya pada Tuhan atau pada Covid-19?”
Ini menjadi salah satu pernyataan yang menimbulkan diskusi hangat, terutama karena pandemi adalah isu yang sensitif dan berdampak luas di masyarakat.
Selain membahas pandemi, Dharma juga melontarkan kritik keras terhadap penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, AI telah menjadi alat mata-mata yang digunakan tanpa disadari oleh masyarakat. Dalam pandangannya, penggunaan internet di Indonesia tidak mandiri dan sering kali menyebabkan kebocoran data.
Ia menegaskan bahwa globalisasi membawa dunia tanpa batas, namun internet tetap harus diatur secara ketat untuk melindungi kedaulatan bangsa.
Pernyataannya tentang AI pun memancing diskusi, terutama ketika Dharma mengaitkan AI dengan intelijen global.
“Artificial intelligence, atau alat intelijen, alah sarana mematai-matai kita. Semua dosa kita ada di dalam gadget,” ucap Dharma tanpa memberikan penjelasan teknis lebih lanjut terkait pandangannya.
Di akhir debat, Dharma juga menyatakan dukungannya terhadap Pramono Anung, calon gubernur nomor urut 3, untuk menjadi presiden.
Ia menyebut Pramono sebagai sosok yang memberinya kesempatan untuk menjabat sebagai Wakil Kepala BSSN dan berharap Pramono bisa memimpin Indonesia agar kemandirian internet dapat diwujudkan.
Dharma menegaskan bahwa kemandirian internet adalah kunci untuk melindungi data bangsa dari pencurian, dan jika hal ini tidak tercapai, maka Indonesia akan terus mengalami kebocoran data di masa mendatang.
Baca Juga: Netflix Umum Penayangan Squid Game Season 2, Ini Jadwal Tayangnya!