Warungberita.com – Raja Keraton Surakarta, Sri Susuhunan Pakubuwono XIII (PB XIII), atau yang dikenal sebagai Raja Solo, wafat pada Minggu, 2 November 2025 pukul pagi di Rumah Sakit Indriati Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah. Kabar duka ini dikonfirmasi langsung oleh keluarga dan pihak keraton.
“Iya, ada informasi barusan. Ya di rumah sakit (meninggalnya),” ujar Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Eddy S Wirabhumi, adik ipar almarhum, kepada Antara.
PB XIII, yang memiliki nama lahir Gusti Raden Mas Suryadi, berpulang pada usia 77 tahun setelah menjalani perawatan intensif sejak September 2025 akibat komplikasi penyakit. Kondisi kesehatannya sempat membaik namun kembali menurun menjelang akhir Oktober hingga akhirnya tutup usia.
Penurunan kondisi kesehatan PB XIII diketahui terjadi setelah beliau memimpin upacara Adang Tahun Dal pada 7 September 2025, dilanjutkan dengan tradisi Kembul Bujana sehari kemudian. Sejak saat itu, kesehatannya terus menurun hingga harus menjalani perawatan di rumah sakit selama hampir dua bulan.
Menurut KPH Eddy S Wirabhumi, jenazah PB XIII akan dimakamkan dengan tata cara adat Keraton Surakarta. Rencananya, pemakaman akan dilakukan di Astana Laya Pajimatan Imogiri, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang merupakan kompleks makam raja-raja Mataram.
“(Proses pemakaman) ini sedang dalam pembicaraan, akan dimakamkan di Imogiri. Kemungkinan besar di Selasa besok (4/11), kebetulan Selasa Kliwon. Kemungkinan besar di atas jam 13.00 WIB,” terang KPH Eddy.
Namun, melalui pengumuman resmi akun Kraton Solo (@karaton.surakarta), jadwal pemakaman ditetapkan pada Rabu Legi, 5 November 2025. Dalam keterangan tersebut, jenazah akan diberangkatkan dari Keraton Surakarta Hadiningrat pukul 07.00 WIB menuju Imogiri.
“Layon badhe kasareaken wonten ing Astana laya pajimatan Imogiri. Bidhal saking Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ing dinten Rebo Legi, surya kaping 5 November 2025 wanci tabuh 07.00 WIB,” tulis keterangan resmi Kraton Solo, Minggu sore.
Astana Laya Pajimatan Imogiri merupakan kompleks makam kuno yang menjadi tempat peristirahatan terakhir para penguasa Wangsa Mataram beserta keluarga dan kerabatnya. Kompleks yang berdiri sejak tahun 1632 ini terbagi menjadi beberapa bagian, termasuk Astana Kaswargan, Astana Kapingsangan, dan Astana Girimulya, yang khusus diperuntukkan bagi para raja Surakarta.
Perjalanan Kepemimpinan PB XIII
PB XIII naik takhta pada tahun 2004, menggantikan ayahandanya Pakubuwono XII yang wafat pada 11 Juni tahun yang sama. Masa pemerintahannya sempat diwarnai konflik internal di tubuh Keraton Solo akibat dualisme kepemimpinan dengan saudaranya, KGPH Tedjowulan, yang juga mengklaim gelar raja.
Perselisihan tersebut akhirnya terselesaikan melalui rekonsiliasi pada tahun 2012, yang disaksikan oleh perwakilan pemerintah dan tokoh masyarakat Jawa Tengah. Dalam pertemuan itu, KGPH Hangabehi dikukuhkan secara resmi sebagai Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, dan diakui sebagai pemimpin sah Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Wafatnya PB XIII menandai berakhirnya satu babak penting dalam sejarah panjang Keraton Solo, simbol budaya dan kebangsawanan Jawa yang telah bertahan selama berabad-abad.
