Warungberita.com – Dalam rangkaian Pelatihan Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Baharkam Polri dan Korps Jajaran Baharkam Polri Tahun Anggaran 2025, peserta pelatihan dari Korps Sabhara, Korps Binmas, dan Korpolairud Polri mengikuti sesi pelatihan mengenai Fotografi dan Videografi. Materi ini disampaikan oleh Ipda Intan, yang menekankan pentingnya penguasaan teknik visual sebagai bagian dari strategi komunikasi publik Polri.
Dalam paparannya, Ipda Intan menjelaskan bahwa pemilihan peralatan yang tepat menjadi faktor awal dalam menghasilkan dokumentasi berkualitas. Kamera digital masih sangat direkomendasikan karena mampu memberikan hasil gambar yang tajam dan detail, terutama dalam kegiatan lapangan yang dinamis.
“Kamera digital memberikan fleksibilitas lebih dalam pengaturan dan kualitas gambar. Dalam pemotretan, kita perlu memahami mode-mode dasar seperti pengaturan kecepatan ISO dan eksposur agar hasilnya optimal,” ujar Ipda Intan di hadapan peserta.
Ia menguraikan bahwa terdapat tiga unsur utama dalam pengaturan dasar kamera, yaitu shutter speed, aperture, dan ISO. Shutter speed menentukan kecepatan kamera dalam menangkap objek bergerak sehingga memengaruhi hasil foto apakah terlihat tajam atau blur. Sementara aperture atau bukaan lensa berfungsi mengatur ruang fokus, yang sering dimanfaatkan untuk menghasilkan efek bokeh atau latar belakang buram. Adapun ISO berkaitan dengan sensitivitas cahaya. Pada kondisi pencahayaan minim, ISO yang terlalu tinggi dapat menyebabkan hasil noise pada foto.
Selain pemahaman teknis, prinsip lanjutan dalam fotografi juga dibahas, meliputi komposisi rasio, penggunaan negative space, serta pencahayaan kreatif. Intan menegaskan bahwa pencahayaan merupakan faktor penting dalam menentukan posisi pengambilan gambar.
“Sebagai fotografer, kita harus tahu dari mana arah datangnya cahaya. Dengan begitu, kita bisa menentukan posisi terbaik untuk menangkap momen,” jelasnya.
Ia mencontohkan penerapan teknik fotografi di lingkungan kepolisian yang telah digunakan dalam peliputan kegiatan seperti pembongkaran jaringan sindikat pembobolan rekening dormant. Menurutnya, penerapan teknik dasar kamera sangat penting agar pembaca dapat memahami konteks peristiwa melalui visual yang informatif dan kuat secara naratif.
Memasuki sesi videografi, pelatihan menekankan bahwa pembuatan video berita memerlukan perencanaan visual yang matang. Unsur utama yang harus diperhatikan adalah titik awal video, frame rate, dan pergerakan kamera (camera movement).
Dalam pengambilan video, terutama dalam format jurnalistik seperti liputan doorstop atau wawancara singkat, pergerakan kamera yang stabil dan arah pengambilan yang tepat sangat berpengaruh terhadap kualitas tayangan. Salah satu elemen penting dalam produksi video adalah storyboard. Storyboard yaitu panduan visual yang menggambarkan alur cerita, urutan pengambilan gambar, serta objek utama yang akan ditampilkan. Dengan storyboard, proses pengambilan video menjadi lebih terarah dan efisien.
Selain itu, aspek audio juga wajib menjadi perhatian. Penggunaan mikrofon internal dan eksternal harus disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk kegiatan besar atau peliputan di ruang terbuka, mikrofon eksternal disarankan agar suara tetap jernih dan jelas.
Tak kalah penting, ia mengingatkan peserta mengenai manajemen file. Banyak kasus kehilangan hasil dokumentasi terjadi akibat kelalaian dalam pengaturan penyimpanan. Pengelolaan arsip foto dan video yang baik merupakan bagian dari tanggung jawab dokumentasi yang profesional.
“Kualitas visual memang penting, tapi pengarsipan file juga tak boleh diabaikan. File yang tertata dengan baik akan mempermudah proses publikasi dan menjaga keberlanjutan dokumentasi kegiatan Polri,” tegasnya.
Sesi ini menjadi lanjutan penting dalam pelatihan Baharkam Polri, setelah sebelumnya peserta mempelajari strategi komunikasi publik berbasis narasi jurnalistik. Jika narasi adalah tulang punggung komunikasi, maka fotografi dan videografi menjadi visualisasi nyata yang memperkuat pesan tersebut di mata masyarakat.
Melalui pemahaman teknik visual yang baik, Korps Sabhara, Korps Binmas, dan Korpolairud diharapkan dapat menghasilkan dokumentasi yang tidak hanya informatif, tetapi juga mampu menyampaikan semangat pelayanan dan profesionalisme Polri secara autentik kepada publik.