Warungberita.com – Berdasarkan arahan Kakorlantas Polri, Irjen Pol. Drs. Agus Suryonugroho, S.H., M.Hum., Korlantas Polri secara konsisten melaksanakan tiga agenda besar setiap tahunnya.
Tiga operasi utama ini menjadi fondasi penting dalam menjaga keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (kamseltibcarlantas) di seluruh Indonesia, terutama saat momentum penting bagi masyarakat.
Agenda utama tersebut meliputi Operasi Ketupat, Operasi Patuh, dan Operasi Nataru. Masing-masing memiliki peran strategis dalam mengatur arus lalu lintas sekaligus melindungi masyarakat.
Operasi Ketupat, misalnya, menjadi tulang punggung dalam mengamankan arus mudik dan balik Lebaran. Melalui rekayasa lalu lintas seperti contraflow, one way, hingga pos-pos pelayanan, Korlantas memastikan jutaan pemudik dapat pulang dengan aman dan nyaman.
Sementara itu, Operasi Patuh bertujuan menumbuhkan disiplin masyarakat terhadap aturan lalu lintas. Namun, di bawah kepemimpinan Irjen Pol. Agus Suryonugroho, operasi ini kini mengedepankan pendekatan humanis melalui program “Polantas Menyapa”.
Seperti disampaikan Kakorlantas, “Sehingga pada saat Operasi Patuh, kita tidak mengutamakan law enforcement, tetapi bagaimana kita justru membuat program Polantas Menyapa.”
Pendekatan ini menjadi bukti transformasi paradigma di tubuh Korlantas Polri: dari sekadar penegakan hukum menuju pelayanan yang mengedepankan edukasi, empati, dan komunikasi aktif dengan masyarakat.
Di lapangan, petugas kini lebih banyak memberikan edukasi, membantu pengendara yang kesulitan, serta membangun dialog positif agar kesadaran tertib lalu lintas tumbuh dari hati, bukan karena rasa takut terhadap sanksi.
Tak kalah penting, Operasi Nataru juga rutin digelar untuk menjaga keamanan selama perayaan Natal dan Tahun Baru. Fokusnya tak hanya mengatur lalu lintas di jalur wisata dan jalan tol, tetapi juga memastikan keamanan di tempat ibadah dan titik keramaian.
Transformasi besar ini dirangkum dalam semboyan inspiratif “Senyum Polantas adalah marka utama.” Ungkapan ini menggambarkan semangat pelayanan ramah, keterbukaan, dan kedekatan dengan masyarakat. Senyum menjadi simbol perubahan wajah baru Polantas: modern, bersahabat, dan dipercaya publik.
Menurut Kakorlantas, wajah baru Polantas dibangun atas tiga pilar utama: modern, dekat dengan masyarakat, dan diterima di tengah masyarakat. Polantas masa kini harus mampu beradaptasi dengan teknologi, memahami karakter generasi milenial, dan menghadirkan pendekatan komunikasi yang relevan. Dengan begitu, keberadaan polisi di jalan bukan lagi dianggap menegangkan, melainkan menenteramkan.
Irjen Pol. Agus Suryonugroho juga menegaskan pentingnya refleksi bersama di seluruh jajaran. “Kira-kira apa yang bisa kita lakukan bersama,” ujarnya, mengajak seluruh anggota untuk berinovasi dan menjaga semangat pengabdian.
Melalui program “Polantas Menyapa” dan semangat “Senyum Polantas”, Korlantas Polri berupaya membangun kembali kepercayaan masyarakat. Inilah wajah baru polisi lalu lintas — hadir dengan senyum, bekerja dengan hati, dan berkomitmen memberikan rasa aman di setiap perjalanan rakyat Indonesia.