Warungberita.com – Gelombang demonstrasi DPR di Nepal pada Selasa (9/9/2025) berubah menjadi kerusuhan besar. Massa yang marah membakar gedung parlemen, kantor pemerintahan, rumah politikus, bahkan menyerang sejumlah menteri.
Menurut saksi mata, pengunjuk rasa menyalakan api ban bekas, melemparkan batu, serta menghancurkan kediaman para pejabat tinggi. Situasi yang semakin tak terkendali memaksa militer Nepal mengerahkan helikopter untuk mengevakuasi menteri dari rumah mereka yang dikepung massa. Bahkan, kediaman Perdana Menteri juga menjadi sasaran penggeledahan demonstran.
Dalam rekaman video yang beredar di media sosial, terlihat mantan Perdana Menteri Nepal, Sher Bahadur Deuba, bersama istrinya yang juga Menteri Luar Negeri Nepal, Arzu Rana Deuba, diserang massa. Video memperlihatkan Arzu Rana, 63 tahun, dalam kondisi berlumuran darah dikerumuni demonstran.
Deuba tampak menyeka darah dari wajahnya sebelum tiba-tiba ditendang dari belakang dan dipukul oleh sejumlah demonstran yang marah. Hingga kini, belum ada keterangan resmi mengenai kondisi kesehatan Arzu Rana setelah rekaman itu tersebar.
Selain Deuba, Menteri Keuangan Nepal, Bishnu Paudel, juga menjadi sasaran amukan massa. Dalam video lain yang dilaporkan NDTV, Paudel tampak berlari di jalanan ibu kota Kathmandu dengan kerumunan demonstran mengejarnya.
Seorang demonstran sempat menendangnya hingga ia terjatuh ke tembok. Namun, Paudel segera bangkit dan kembali berlari menjauh sebelum rekaman video terputus. Nasib dan keberadaannya hingga saat ini belum diketahui secara pasti.
Aksi protes besar ini awalnya dipicu oleh kebijakan pemerintah Nepal yang memblokir akses media sosial seperti Facebook, X, dan YouTube karena perusahaan penyedia layanan tidak mendaftar dalam sistem pengawasan pemerintah.
Meski pemblokiran dicabut pada Senin (8/9), demonstrasi tetap berlangsung dan berkembang menjadi kerusuhan besar. Gelombang protes melebar menjadi kritik terhadap dugaan korupsi di kalangan elite politik serta kegagalan pemerintah dalam menangani aspirasi rakyat.
Sejumlah massa bahkan nekat membakar rumah pejabat tinggi serta gedung DPR Nepal. Kerusuhan semakin memanas setelah polisi menembaki demonstran, menewaskan sedikitnya 22 orang.
Di tengah kekacauan, Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa (9/9). Namun langkah ini tidak cukup untuk meredam kemarahan publik. Kediaman pribadi PM Oli pun ikut dibakar massa yang terus melanjutkan aksinya.
Situasi di Nepal kini masih mencekam. Pemerintah dan aparat keamanan menghadapi tantangan berat untuk menenangkan kondisi pasca kericuhan demonstrasi DPR yang telah menelan korban jiwa dan meluluhlantakkan sejumlah fasilitas negara.
