Warungberita.com – Politikus dan tokoh nasional Sandiaga Uno mengungkapkan pendiriannya terkait beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) dalam sebuah dialog bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Malaysia pada Selasa, 24 Juni 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga menuturkan bahwa ia secara tegas melarang putrinya untuk menerima beasiswa dari negara melalui program LPDP.
“Anak saya, saya larang dapat LPDP,” ujar Sandiaga Uno seperti dikutip dari video reels di akun Instagram pribadinya, @sandiuno, Rabu (02/07).
Ia menambahkan alasan di balik larangan tersebut dengan berkata, “Karena saya bilang kalau kamu dapat LPDP berarti kamu ngambil jatah orang lain.”
Pernyataan tersebut mencuat ketika salah satu mahasiswa PPI bertanya mengenai tanggapannya terhadap pernyataan Wamendikti Saintek, Stella Christie, yang sebelumnya menyebutkan bahwa beasiswa dari pemerintah merupakan utang yang harus dibayar oleh penerimanya.
Sandiaga kemudian menjelaskan bahwa putrinya, Amyra Uno, baru saja menyelesaikan studi jenjang magister di New York University.
Sebagai orang tua sekaligus tokoh publik, ia merasa tidak pantas membiarkan anaknya menerima beasiswa negara jika masih ada generasi muda lainnya yang lebih membutuhkan dan layak secara finansial.
“Kalian yang lebih berhak gitu,” tutur mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut, menekankan bahwa ada banyak pelajar Indonesia yang lebih membutuhkan bantuan dana pendidikan dari pemerintah.
Lebih lanjut, ia menyoroti fakta bahwa hanya kurang dari satu persen rakyat Indonesia yang mampu lolos seleksi ketat untuk memperoleh beasiswa LPDP.
Menurutnya, hal ini menjadi bukti bahwa para penerima LPDP adalah orang-orang yang terpilih dan sangat beruntung.
“Daripada disebut sebagai utang, saya melihatnya sebagai bentuk tanggung jawab dan pengabdian kepada tanah air,” kata dia.
Ia mendorong para penerima beasiswa agar menjadikan kesempatan ini sebagai momentum untuk berkontribusi aktif bagi bangsa, bukan sekadar keuntungan pribadi.
“Bagaimana kita tanya kepada hati kita sebagai yang memiliki keberuntungan dan keberkahan mendapat LPDP, itu untuk kontribusi kembali kepada bangsa dan negara,” imbuhnya.
Sandiaga juga menyinggung isu yang kerap muncul terkait alumni LPDP yang memilih menetap di luar negeri setelah menyelesaikan studi, alih-alih pulang dan mengabdi di Indonesia.
Menurutnya, fenomena tersebut perlu menjadi perhatian bersama agar semangat LPDP sebagai sarana pembangunan SDM Indonesia tetap terjaga.
Melalui pernyataannya, Sandiaga Uno menegaskan bahwa beasiswa LPDP adalah amanah yang harus dibalas dengan kontribusi nyata, bukan sekadar fasilitas pendidikan semata.
Ia berharap generasi muda Indonesia bisa melihat beasiswa ini sebagai panggilan untuk membangun negeri, bukan sebagai beban utang seperti anggapan sebagian pihak.