Warungberita.com – Nilai tukar rupiah menunjukkan tren penguatan pada perdagangan Senin pagi di Jakarta.
Penguatan ini salah satunya dipicu oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengecualikan sejumlah produk elektronik dari tarif resiprokal. Langkah ini memberikan sentimen positif bagi pasar keuangan, termasuk mata uang rupiah.
Donald Trump baru-baru ini mengumumkan bahwa pemerintah AS akan membebaskan sekitar 20 jenis barang elektronik dari pengenaan tarif tambahan.
Produk-produk tersebut meliputi telepon pintar, komputer, router, chip semikonduktor, serta perangkat elektronik lainnya.
Kebijakan ini dinilai sebagai respons terhadap hubungan dagang dengan negara-negara seperti China, yang sebelumnya terkena dampak perang tarif.
“Trump mengecualikan peralatan elektronik dari pengenaan tarif baru memberikan sentimen positif ke pasar. Indeks saham Asia tempat produsen elektronik terlihat menguat pagi ini. Ini juga akan membantu penguatan rupiah hari ini,” ujar Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra dikutip pada Senin (14/04).
Selain faktor kebijakan AS, penguatan rupiah hari ini juga didukung oleh pelemahan indeks dolar AS yang turun ke bawah level 100.
Penurunan ini merupakan yang pertama sejak Juli 2023. Pelemahan indeks dolar AS terjadi akibat kekhawatiran pasar terhadap dampak buruk kenaikan tarif yang dapat memengaruhi perekonomian dan aset keuangan AS secara keseluruhan.
Pergerakan nilai tukar rupiah semakin didorong oleh dinamika pasar global yang memberikan angin segar sementara waktu.
“Sentimen-sentimen di atas paling tidak memberikan angin segar untuk rupiah sementara waktu. Pasar sangat dinamis, perubahan arah bisa kapan pun terjadi dalam waktu singkat. Jadi, pasar akan merespon setiap perubahan dengan hati-hati,” jelas Ariston Tjendra.
Berdasarkan data perdagangan Senin pagi, nilai tukar rupiah menguat sebesar 9 poin atau setara 0,05 persen menjadi Rp16.787 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya di Rp16.796 per dolar AS.
Penguatan ini sekaligus menunjukkan bahwa rupiah hari ini mampu menjaga stabilitas meskipun pasar tetap mewaspadai perkembangan kebijakan global.
Dengan tren penguatan tersebut, kurs rupiah diperkirakan akan bergerak ke arah support di kisaran Rp16.700 per dolar AS dengan potensi resisten di level Rp16.800 per dolar AS.
Sentimen pasar yang didukung oleh kebijakan Trump terkait pengecualian barang elektronik menjadi salah satu faktor utama yang mendorong optimisme terhadap rupiah.
Langkah Trump yang mengecualikan barang elektronik ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi mata uang Indonesia tetapi juga meningkatkan indeks saham di Asia, terutama di sektor produsen elektronik.
Kebijakan ini diharapkan dapat menjaga stabilitas hubungan dagang antara AS dan China serta memberikan kepastian bagi pelaku pasar global.
Penguatan rupiah hari ini menunjukkan bahwa mata uang Indonesia tetap memiliki daya saing meskipun menghadapi tekanan eksternal.
Namun, pelaku pasar tetap diminta untuk waspada terhadap perubahan arah kebijakan yang dapat memengaruhi nilai tukar secara signifikan.
Dengan adanya dinamika kebijakan global seperti ini, penting bagi investor dan pelaku ekonomi untuk terus memantau pergerakan nilai tukar rupiah.
Faktor-faktor seperti kebijakan tarif Trump, hubungan dagang AS-China, serta kondisi indeks dolar AS akan terus menjadi elemen penting dalam menentukan stabilitas rupiah hari ini.