Warungberita.com – Korps Sabhara Polri menggelar Pelatihan Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Baharkam Polri dan Korps Jajaran Baharkam Polri Tahun Anggaran 2025 di Markas Korps Sabhara Polri, Depok. Kegiatan ini melibatkan Korps Binmas, Korps Sabhara, dan Korpolairud Baharkam Polri.
Pelatihan ini bertujuan memperkuat kemampuan komunikasi publik aparat kepolisian agar mampu menyampaikan informasi yang transparan, edukatif, serta berorientasi pada peningkatan kepercayaan masyarakat. Dalam konteks era digital dan keterbukaan informasi, strategi komunikasi menjadi elemen penting dalam membangun citra institusi yang profesional dan terpercaya.
Beberapa aspek yang melatarbelakangi pelaksanaan kegiatan ini antara lain dorongan untuk meningkatkan transparansi, memperkuat public trust, mendorong edukasi publik, melakukan optimalisasi citra kelembagaan, serta memperluas diseminasi informasi. Melalui lima pilar tersebut, pelatihan ini diharapkan mampu membentuk kesadaran baru di kalangan personel Baharkam Polri dalam menyusun narasi yang informatif dan konstruktif.
Dalam sesi pelatihan, Anjar Budhi Prasetyo selaku VP Operation dari PT Qudo Buana Nawakara menekankan pentingnya membangun narasi jurnalistik yang kuat sebagai sarana komunikasi efektif antara Polri dan masyarakat.
“Dalam pembuatan narasi, kita harus memiliki tema utama yaitu konten pilar.” ujar Anjar Budhi dalam membuka materi pertama. Konten pilar bukan sekadar siaran pers, namun kerangka naratif untuk menghasilkan narasi berbobot. Ia menjelaskan bahwa terdapat empat elemen kunci dalam membangun konten pilar. Pertama, tema inti, yang harus disesuaikan dengan karakter masing-masing korps namun bersifat evergreen agar tetap relevan sepanjang waktu. Kedua, alur cerita, yang dapat dikembangkan melalui laporan kegiatan rutin sebagai bukti nyata Polri bekerja untuk masyarakat.
Narasi seperti “Polri Penolong” atau “Polri Garda Terdepan Keamanan” dapat dikembangkan dari aktivitas sehari-hari anggota. Penyampaian kegiatan dalam bentuk naratif membantu masyarakat memahami bahwa Polri melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai bidang kerja masing-masing.
Elemen ketiga adalah format jurnalistik, yang menjadikan narasi publikasi sebagai berita terpercaya — bukan sekadar promosi atau propaganda. Dengan pendekatan jurnalistik, penyampaian informasi menjadi lebih faktual, dapat diverifikasi, dan mudah diterima publik. Keempat, yaitu konsistensi, yang diwujudkan melalui publikasi berkelanjutan di berbagai kanal media online agar informasi tersampaikan secara optimal.
Dalam pelatihan itu, pembicara juga memberikan contoh konkret penerapan konten pilar. Setiap judul, lanjutnya, perlu dikembangkan menjadi berita yang memenuhi unsur 5W + 1H (what, who, when, where, why, how). Teras berita harus menjelaskan konteks secara ringkas, diikuti tubuh berita yang menggambarkan kejadian nyata di lapangan, dan ditutup dengan bagian penegasan yang menonjolkan komitmen serta nilai kemanusiaan Polri.
“Setiap pilar narasi pun memiliki rangkaian cerita tersendiri agar pemberitaan tidak tumpang tindih, dan disesuaikan dengan tugas pokok masing-masing korps,” jelasnya. Ia mencontohkan narasi “Polisi Siaga 24 Jam” dapat diwujudkan melalui berita berjudul “Patroli Presisi Korsabhara: Jaminan Keamanan Malam Hari di Titik Rawan Pencurian dengan Pemberatan.” Judul tersebut memperlihatkan bagaimana fungsi preventif Sabhara dijalankan untuk mencegah gangguan Kamtibmas.
Pelatihan ini juga mengingatkan pentingnya bahasa yang mudah dipahami publik. Menurutnya, penyampaian informasi hendaknya menghindari singkatan teknis atau istilah kepolisian yang sulit dimengerti masyarakat. “Tujuannya agar masyarakat bisa menangkap pesan utama berita tanpa kebingungan. Komunikasi yang baik bukan hanya menyampaikan data, tetapi membuat publik merasa dekat dan memahami apa yang dilakukan Polri,” ujar Anjar Budhi Prasetyo.
Dengan menerapkan format jurnalistik dan memasukkan unsur 5W + 1H, narasi yang disampaikan dapat memperlihatkan bagaimana Polri bekerja secara transparan, tanggap dalam setiap situasi, serta berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Pelatihan ini sekaligus menegaskan bahwa komunikasi jurnalistik merupakan wujud nyata tugas preventif dan pelayanan publik yang berorientasi pada kepercayaan masyarakat. Melalui strategi komunikasi yang terarah, Korps Sabhara bersama Korps Binmas dan Korpolairud diharapkan mampu menyampaikan pesan positif tentang kinerja kepolisian dengan cara yang informatif, humanis, dan membangun empati publik