Warungberita.com – Kabar duka menyelimuti keluarga besar Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Yurike Sanger, perempuan yang dikenal sebagai istri Soekarno kedelapan, meninggal dunia pada Rabu, 17 September 2025, di usia 81 tahun.
Berita kepergian Yurike disampaikan langsung oleh putranya, Yudhi Sanger, melalui unggahan penuh haru di media sosial. Dalam pesannya, Yudhi melepas sang ibunda yang selama ini berjuang keras melawan penyakit.
“Selamat Jalan Mama Tercinta, Yudhi yang akan jaga Mama di sana yaa. Mama sudah Happy, Mama sudah fight dari semua penyakit mama di dunia,” tulis Yudhi dalam unggahan Instagram pada Kamis, 18 September 2025.
Menurut keterangan keluarga, Yurike Sanger meninggal dunia di San Gorgonio Memorial Hospital, California, Amerika Serikat, setelah cukup lama berjuang melawan kanker payudara. Yudhi memastikan kabar duka tersebut sekaligus menginformasikan tempat berpulangnya sang ibu.
“Meninggal dunia Ibu Yurike Sanger di Sangorgonio Memorial Hospital, California, USA di usia 81 tahun,” ungkap Yudhi.
Jenazah almarhumah rencananya akan dipulangkan ke Indonesia untuk disemayamkan di Rumah Duka RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Namun, pihak keluarga masih menunggu kepastian mengenai jadwal kedatangan dari Amerika Serikat.
Yurike Sanger lahir di Poso, Sulawesi Tengah, pada 1945. Ia berasal dari keluarga dengan darah campuran, ayah berdarah Jerman dan ibu berdarah Manado. Perpaduan ini menjadikan penampilannya memikat sejak muda.
Pertemuannya dengan Bung Karno terjadi pada 1963, saat ia masih berstatus pelajar dan aktif di Barisan Bhinneka Tunggal Ika. Saat itu, pesona remaja Yurike berhasil menarik perhatian sang pemimpin bangsa.
Setahun kemudian, tepatnya 6 Agustus 1964, Soekarno mempersunting Yurike dalam sebuah acara sederhana di kediaman keluarga sang mempelai perempuan. Saat itu, Yurike baru berusia 19 tahun, sementara Bung Karno sudah berusia 63 tahun.
Pernikahan antara Soekarno dan istri muda Yurike Sanger berlangsung di tengah situasi politik yang penuh gejolak. Meski demikian, Yurike dikenal sebagai sosok yang memberi ketenangan dan setia mendampingi Bung Karno hingga masa akhir kekuasaannya.
Sikap lembut dan kesetiaannya membuat Yurike mendapat tempat khusus dalam sejarah perjalanan hidup Sang Proklamator. Ia tidak hanya tercatat sebagai bagian dari keluarga besar Soekarno, tetapi juga sebagai sosok yang menjalani kehidupan dengan keteguhan dan kesabaran di tengah badai politik era 1960-an.
Kepergian Yurike Sanger menjadi kehilangan mendalam bagi keluarga maupun masyarakat yang mengenal kisah perjalanan hidupnya bersama Bung Karno. Ia meninggalkan satu putra, Yudhi Sanger, yang kini melanjutkan doa dan harapan untuk sang ibu.
Meski telah berpulang, sosok istri Soekarno yang setia ini akan tetap dikenang sebagai bagian dari sejarah bangsa. Kehidupannya mencerminkan kekuatan seorang perempuan muda yang berani mengambil peran besar di sisi seorang pemimpin bangsa.
Dengan kepergian Yurike Sanger meninggal dunia, bangsa Indonesia kembali diingatkan pada lembaran sejarah kehidupan pribadi Bung Karno yang penuh warna, sekaligus kisah cinta dan pengorbanan yang tidak lekang oleh waktu.